Pages

Jumat, Mei 23, 2014

pemanfaatan sel surya



Tugas Termodinamika                       
Pemanfaatan
Sel Surya






Kelompok 6 :
1.   Achmad Basori (Abbas)
2.   Julharman Due (Jul)
3.   Olvan I Uno (Olvan)
4.   Yuyan Maksud (Yuyan)
5.   Faradita Goma (Dita)
6.   Mahfuzi Yuanda Daud (Fuzi)
7.   Siti Hardianti Doholio (Siti)      

JURUSAN S1 PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,Tuhan seru sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunian-Nya sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”PEMANFAATAN SEL SURYA”.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami, dosen pembimbing, teman – teman dan berbagai pihak yang telah terlibat dan membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan.
            Sebagai manusia biasa, penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu dimohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak agar pada pembuatan makalah berikutnya lebih baik lagi.

Gorontalo,  1 Juli 2013



   Penyusun



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang..................................................................................1
1.2         Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3         Tujuan...............................................................................................2
1.4         Manfaat.............................................................................................3

BAB II DASAR TEORI
2.1    Pengertian Sel Surya...........................................................................4
2.2    Pemanfaatan Sel Surya.......................................................................7
2.3    Panel Surya.........................................................................................8

BAB III PEMBAHASAN
3.1  Identitas Lokasi.....................................................................................15
2.1  Identitas Narasumber............................................................................15
2.2  Hasil Observasi.....................................................................................15
2.3  Pertanyaan dan Jawaban................................ ......................................24

BAB IV PENUTUP
4.1   Kesimpulan.........................................................................................27
4.2   Saran...................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................28

LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI..............................................................29


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Matahari adalah sumber energy terbesar dan utama bagi kehidupan Manusia.kita dapat memanfaatkan energy Matahari secara cuma-cuma dengan tekhnolgi secara sederhana.oleh karena itu penggunaan energy Matahari dapat di jadikan sebagai salah satu alternative yang bias kita manfaatkan.Energi semakin menjadi kebutuhan pokok setiap manusia. Hingga kini permasalahan mengenai sumber daya energi masih terus berlangsung. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi global dengan semakin bertambahnya penduduk dunia. Namun
persediaan energi yang ada semakin berkurang. Jika tak segera ditangani, kemungkinan tak terhindarkan lagi adanya krisis energi. Untuk itu inovasi tentang energi alternatif, terutama dari sumber daya yang tak terbatas, sangat diperlukan seiring perkembangan dunia sekarang ini. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan adalah inovasi mengenai teknologi Sel Surya (energi surya).
Pemanfaatan sel surya selama ini adalah digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga surya. Dari pemanfaatannya sebagai PLTS ini di antaranya dapat diaplikasikan pada satelit, bangunan besar, pabrik industri, perumahan sebagai solar home system, daya system penerangan kapal dikapal tanker MT.GEBANG. Sel surya juga dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk mengatasi adanya krisis energy terutama menipisnya ketersediaan minyak bumi dunia.
Permasalahan sekarang adalah level produksi sel surya di Indoneisa masih dalam tahap assembly atau perakitan yang beberapa bahannya diimpor dan sebagian diproduksi di dalam negeri. PT LEN sejauh ini mempu membuat sel surya tersebut. Secara khusus, pabrik sel surya di Indonesia masih terbilang sangat langka. Produk produk sel surya yang dipasarkan di Indonesia mayoritas merupakan hasil impor.
Sel surya mengandalkan siraman sinar matahari dengan intensits yang memadai. Dengan letak geografis Indonesia di khatulistiwa dengan jaminan limpahan sinar matahari sepanjang tahun tidak mengalami perubahan berarti, maka sel surya patut menjadi salah satu bentuk energi masa depan yang perlu dikembangkan. Hal ini pula didukung oleh efisiensi sel surya yang terus meningkat serta biaya produksinya yang semakin kecil.
Pembuatan makalah ini didasarkan pada kondisi bumi yang sumber daya alamnya digunakan dengan tidak bijak sehingga memperburuk kondisi. Dengan energy alternativlah kita dapat sedikit membantu memperbaiki bumi salah satunya dengan memanfaatkan sumber energy yang melimpah yaitu SEL SURYA.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah makalah laporan observasi ini yaitu :
1.      Dimana lokasi obyek observasi yang dilakukan ?
2.      Siapa nama narasumber yang menjadi obyek observasi ?
3.      Bagaimana hasil observasi yang diperoleh ?
4.      Apa saja pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diperoleh ?

1.3. Tujuan

Tujuan  dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan solusi terhadap permasalahan dunia akan krisis energi yang terjadi secara terus-menerus. Dengan solusi bahwa kita dapat beralih ke pembangkit listrik alternatif tenaga surya. Apalagi letak geografisnya Indonesia merupakan Negara beriklim tropis yang mendapat sinar matahari sepanjang tahun, jadi jika penggunaan panel surya diterapkan di Indonesia akan membawa dampak yang positif, selain ramah lingkungan, penggunaan panel surya ini tidak menghasilkan polusi dan tentunya mengurangi global warming.




1.4. Manfaat

Beranjak dari permasalahan dunia akan krisis energi maka pembuatan makalah ini menjadi salah satu media bagi kita untuk dapat mengetahui pentingnya pemanfaatan sel surya terhadap krisis energi dunia sekarang ini.





BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Sel Surya

Sel surya atau sel photovoltaic adalah suatu alat semikonduktor yang mengkonversi foton (cahaya) kedalam listrik. Konversi ini disebut efek photovoltaic, dengan kata lain efek photovoltaic adalah energi potensial listrik yang terbangun antara dua material yang berbeda ketika hubungan bahan yang sejenis (common junction) diterangi radiasi foton.
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2 merupakan simbol dan rangkaian ekuivalen sel surya.
            Sel surya                      Rangkaian Ekuivalen Sel Surya
Fisik dari sel surya sangat mirip dengan bentuk klasik dioda p-n (Gambar 2.3). Ketika cahaya diserap oleh junction, energi foton yang diserap di transfer ke sistem elektron dari materi dioda, menghasilkan penciptaan dari pembawa muatan mungkin saja sepasang elektron-ion dalam cairan elektrolit, atau sepasang elektron-hole didalam materi semikonduktor solid.
Efek Photovoltaic Mengkonversi Foton Ke Voltase Melalui P-N Junction
Asal dari tenaga potensial photovoltaic adalah perbedaan didalam kekuatan bahan kimia, disebut fermi level, dari elektron-elektron di dua material yang terisolasi. Ketika mereka bergabung, Junction mendekati sebuah kesetimbangan termodinamik yang baru. Kesetimbangan tersebut didapat hanya ketika fermi level dalam kedua material sama. Hal ini muncul oleh aliran elektron dari satu material ke yang lain sampai sebuah perbedaan voltase terbentuk diantara dua material yang mana mempunyai potensial yang hanya sama dari awal perbedaan dari vermi level potensial ini mendorong photocurrent.

Konstruksi Dasar Sel Surya

Gambar 2.4 menampilkan konstruksi dasar sel surya. Untuk mengumpulkan photocurrent, penghubung-penghubung berbahan besi disediakan di kedua sisi dari junction untuk mengumpulkan arus listrik yang disebabkan oleh pergeseran foton dalam satu sisi. Foil penghantar (solder) disediakan di bawah (gelap) permukaan dan satu ditepi atas (diterangi) permukaan. Lubang penghantar tipis di atas permukaan mengumpulkan arus dan membiarkan sinar cahaya melaluinya. Ruang dari serat penghantar di dalam lubang adalah permasalahan dari kompromisasi antara memaksimalkan hantaran energi listrik dan meminimalisasi dari pemblokan sinar cahaya. Di penambahan ke elemen-elemen dasar, beberapa fitur peningkatan juga ditambahkan. Caranya, permukaan sel mempunyai pelapis anti-reflective untuk menyerap sebanyak mungkin cahaya dengan meminimalisasi pemantulan cahaya. Perlindungan mekanik disediakan oleh coverglass yang dipasangkan dengan bahan yang transparan.

Cell                  Module                                                Array
Beberapa Sel Menjadi Modul Dan Beberapa Modul Menjadi Array

Modul dan Array
Sel surya (seperti Gambar 2.5) adalah dasar pembangun dari sistem energi photovoltaic. Secara khusus sel surya berukuran hanya beberapa inci persegi. Untuk mendapatkan tenaga yang besar, beberapa buah sel surya dihubungkan secara seri dan pararel dalam sebuah panel (modul) dengan ukuran beberapa meter persegi. Array atau panel digambarkan sebagai sebuah group dari beberapa modul yang secara elektrik terhubung dalam kombinasi seri-pararel untuk menghasilkan arus dan tegangan yang di butuhkan.
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton tidak bermassa dan dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya. Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel (dualisme gelombang-partikel). Sebagai gelombang, satu poton tunggal tersebut diseluruh ruang dan menunjukan fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan inferensi destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain. Seperti partikel, foton hanya dapat berinteraksi dengan materi dengan memindahkan energi.


2.2 Pemanfaatan Sel Surya

Gelombang yang timbul akibat medan listrik dan medan magnet disebut gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang terlihat oleh pancaindera manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang berkisar pada 300-700 nm (nanometer). Gelombang diatas panjang gelombang 700 nm adalah inframerah dan dibawah 300 nm adalah ultraviolet. Manusia telah banyak memanfaatkan energi yang terdapat pada gelombang elektomagnet sejak dahulu kala. Tapi pemahaman tentang gelombang ini sendiri baru dapat dianalisis oleh kita sekitar abad 10.
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan gelombang elektromagnet oleh manusia semakin sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan perkembangan pemahaman tentang gelombang ini sendiri. Nama-nama seperti Isaac Newton dengan Hypothesis of Lightnya, Christian Huygens dengan teori rambat gelombang, Faraday dengan teori elektromagnetisme, James Clerk Maxwell yang berhasil memperbaiki teori rambat gelombangnya Christian Huygens, Max Planck dengan teori kuantum, Albert Einstein dan Louis de Broglie yang menyatakan bahwa cahaya adalah bentuk partikel dan gelombang dengan teori dualitas partikel-gelombang telah memberikan kontribusi yang besar dalam memanfaatkan gelombang elektromagnet dalam kehidupan sehari-hari. Dan dengan melihat dari segi pemanfaatanna maka dapat dilihat bahwa:
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit [[bumi], kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.



2.3 Panel surya

Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x  joule pertahun. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Perkembangan yang pesat dari industri sel surya (solar sel) di mana pada tahun 2004 telah menyentuh level 1000 MW membuat banyak kalangan semakin melirik sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan ini. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69% dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x  Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0.1% saja permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. Cara kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya baik yang tampak maupun yang tidak tampak memiliki dua buah sifat yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai partikel yang disebut dengan photon.
Penemuan ini pertama kali diungkapkan oleh Einstein pada tahun 1905. Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang λ dan frekuensi photon V dirumuskan dengan persamaan:
E = h.c/ λ
Dengan h adalah konstanta Plancks (6.62 x 10-34 J.s) dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum (3.00 x 108 m/s). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu. Dengan menggunakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya yang datang akan mampu dirubah menjadi energi listrik.
Pada prinsipnya, sel surya adalah identik dengan piranti semikonduktor dioda. Hanya saja dewasa ini strukturnya menjadi sedikit lebih rumit karena perancangannya yang lebih cermat untuk meningkatkan efisiensinya. Untuk penggunaan secara luas dalam bentuk arus bolak-balik, masih diperlukan peralatan tambahan seperti inventer, baterei penyimpanan dan lain-lain. Kemajuan dari penelitian akan material semikonduktor sebagai bahan inti sel surya, telah menjadi faktor kunci bagi pengembangan teknologi ini. Dalam teknologi sel surya, terdapat berbagai pilihan penggunaan material intinya. Kristal tunggal silikon sebagai pioner dari sel surya memang masih menjadi pilihan sekarang karena teknologinya yang sudah mapan sehingga bisa mencapai efisiensi lebih dari 20 % untuk skala riset. Sedangkan modul/panel sel surya kristal silikon yang sudah diproduksi berefisiensi sekitar 12 %. Namun demikian, penggunaan material ini dalam bentuk lempengan (waver) masih digolongkan mahal dan juga volume produksi lempeng silikon tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar bila terjadi penggunaan sel surya ini secara massal. Sehingga untuk penggunaan secara besar-besaran harus dilakukan uasaha untuk mempertipis lapisan silikonnya dari ketebalan sekarang yang mencapai ratusan mikron.

2.3.1 Pengertian Panel Surya

Panel surya adalah sebuah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya karena daya yang didapat berasal dari Matahari, karena Matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.
Panas matahari yang dirubah oleh sel silikon ini menghasilkan listrik DC/ Direct current sehingga difungsikan untuk mencharger aki atau accu, kemudian battery atau accu dirubah oleh alat bernama power inverter.
Komponen-komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya :

1.      Modul Sel Surya (Modul Photovoltaics)
Sel surya atau sel photovoltaic merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi radiasi matahari secara langsung menjadi energi listrik. Pada dasarnya sel tersebut berjenis diode yang tersusun atas P – N junction
a. Teori Dasar Semikonduktor
Energi radiasi matahari dapat diubah menjadi arus listrik searah dengan menggunakan lapisan-lapisan tipis silikon (Si) murni atau bahan semikonduktor lainnya. Untuk pemakaian sebagai semikonduktor, sislikon harus dimurnikan hingga kurang dari satu atom pengotoran per 1010 atom silicon. Bentuk kristalisasi demikian akan terjadi bilamana silikon cair menjadi padat disebabkan karena tiap atom mempunyai elektron valensi, demikian terjadinya suatu bentuk kristal dimana tiap atom silikon yang bertegangan saling memiliki salah satu elektron valensinya.
Semikonduktor adalah suatu bahan yang dapat berfungsi sebagai konduktor dan juga dapat bersifat sebagai isolator tergantung tempat dan kondisi bahan tersebut. Semikonduktor terdiri dari dua macam yaitu semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ektrinsik. Yang dimaksud dengan semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang murni yaitu semikonduktor yang belum dikotori oleh atom-atom yang lain, seperti atom silikon atau getmanium.
· Semikonduktor Silikon tipe P dan tipe N
Pada kristal silikon murni tidak terdapat elektron bebas, sehingga merupakan konduktor listrik yang buruk. Untuk melepaskan elektron dari ikatannya diperlukan energi yang besar. Untuk membentuk semikonduktor tipe P, maka semikonduktor dengan valensi 4 ditambahkan dengan bahan bervalensi 3, biasanya dikenal dengan bahan ketidakmurnian. Jenis bahan seperti ini antara lain boroen, aluminium, kalsium, indium. Penambahan bahan ketidakmurnian ini akan menjadikan berkurang satu buah dalam ikatan sehingga berbentuk hole/lubang.
Lubang ini dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain di dalam kristal. Yang terjadi selamanya adalah bahwa elektron-elektron kristal mengisi lubang yang kosong sehingga timbul lubang yang baru. Lubang tersebut berpindah disebabkan karena ada elektron yang mengisinya, maka setiap lubang akan memiliki muatan posistif yang sama dan berlawanan dengan muatan negatif dari elektron.
Demikian juga untuk membentuk semikonduktor silikon tipe N, yaitu ditambah bahan yang bervalensi 5 yang biasa digunakan antara lain fosfor disebut semikonduktor silikon tipe N.
· Junction Semikonduktor
Gabungan antara semikonduktor tipe P dan tipe N menyebabkan perbedaan potensial yang disebut dengan tegangan penghalang dan batas antara kedua sambungan itu disebut junction.

2.      Baterai
Baterai adalah alat yang menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya yang tidak segera digunakan oleh beban. Daya yang disimpan dapat digunakan saat periode radiasi matahari rendah atau pada malam hari. Komponen baterai kadang-kadang dinamakan akumulator (accumulator). Baterai menyimpan listrik dalam bentuk daya kimia.

3.      Regulator
Regulator (atau lebih formalnya pengatur penyimpanan daya surya atau Solar power charge regulator) memastikan bahwa baterai berkerja dalam kondisi yang seharusnya. Pengatur ini menghindari penyimpanan (charge) atau pengeluaran (discharge) baterai yang berlebihan, yang keduanya sangat merusak umur baterai. Untuk menjamin charging dan discharging baterai yang baik, pengatur tersebut menjaga informasi kondisi penyimpanan daya (State of Charge atau SoC) baterai. SoC diukur berdasarkan pada tegangan sebenarnya dari baterai.
4.      Konverter
Listrik yang disediakan oleh sekumpulan panel dan baterai adalah DC pada tegangan yang tetap. Tegangan yang disediakan mungkin tidak sesuai dengan apa yang diperlukan oleh beban anda. Sebuah konverter DC/AC, yang juga dikenal sebagai inverter, mengubah arus DC dari baterai anda menjadi AC. Ini diikuti dengan kehilangan suatu daya selama konversi. Jika perlu, anda juga dapat menggunakan konverter untuk mendapatkan DC di tingkat tegangan yang berbeda dengan apa yang disediakan oleh baterai. Konverter DC/DC juga kehilangan suatu daya selama konversi. Untuk pelaksanaan optimal, sebaiknya mendesain sistem yang berdaya surya agar sesuai dengan tegangan DC yang dihasilkan agar sesuai dengan beban.

2.3.2 Proses

Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap,angin, biogas, batu bara, dan minyak bumi. Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh A.C. Becquerel. Ia menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari, namun sampai tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan. Selama kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk mengubah energi surya menjadi sumber daya mulai diperhitungkan sebagai metode baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi satelit angkasa luar.
Sel surya konvensional bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron (muatan negatif)  sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan positif) dalam struktur atomnya.  Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor.
Peran dari p-n junction ini adalah untuk membentuk medan listrik sehingga elektron (dan hole) bisa diekstrak oleh material kontak untuk menghasilkan listrik. Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n terkontak, maka kelebihan elektron akan bergerak dari semikonduktor tipe-n ke tipe-p sehingga membentuk kutub positif pada semikonduktor tipe-n, dan sebaliknya kutub negatif pada  semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini maka terbentuk medan listrik yang mana  ketika cahaya matahari mengenai susuna p-n junction ini maka akan mendorong elektron bergerak dari semikonduktor menuju kontak negatif, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai listrik, dan sebaliknya hole bergerak menuju kontak positif menunggu elektron datang.
Secara sederhana solar cell terdiri dari persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, na  aliran electron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik. Bagian utama perubah energi sinar  matahari menjadi listrik adalah absorber (penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis gelombang elektromagnetik. Oleh karena itu absorber disini diharapkan dapat  menyerap sebanyak mungkin solar radiation yang berasal dari cahaya matahari.
Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika menimpa permukaaan bahan solar sel (absorber), akan diserap,dipantulkan atau dilewatkan begitu saja. dan hanya foton dengan level energi tertentu yang akan membebaskan electron dari ikatan atomnya, sehingga mengalirlah arus listrik. Level energi tersebut disebut energi band-gap yang didefinisikan sebagai sejumlah energi yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron dari ikatan kovalennya sehingga terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan electron dari ikatan kovalennya, energi foton (hc/v harus sedikit lebih besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika energi foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi tersebut akan dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya sangatlah penting pada solar sel untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur molekul dari semikonduktor yang dipergunakan. Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil refleksi dan remombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya. Untuk bisa membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka absorber harus memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal merupakan salah satu dari direct semikonduktor.
Ketika cahaya dalam hal ini adalah photon (satuan energi dalam cahaya) mengenai sel surya, maka energinya akan membebaskan pasangan elektron dan hole. Setiap photon dengan energi yang cukup secara normal akan membebaskan elektron, dan akan menghasilkan hole bebas juga. Apabila hal ini terjadi cukup dekat dengan medan listrik, atau jika elektron bebas dan hole bebas masih berada pada range pengaruhnya, maka medan listrik ini akan mengirimkan elektron pada sisi N dan hole pada sisi P. Hal ini akan mengakibatkan kenetralan terganggu, dan jika disediakan alur arus luar, maka elektron akan mengalir sepanjang alur, kembali ke asalnya yaitu sisi P untuk bersatu dengan hole yang dikirim oleh medan listrik. Elektron yang mengalir ini akan menghasilkan arus sedangkan medan listrik akan menghasilkan tegangan. Dengan kedua unsur arus dan tegangan tersebut, akan didapatkan power.





BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Identitas Lokasi

Adapun lokasi desa yang menjadi obyek observasi kami :
Dusun          : Otalango , Lalape dan Botulanggelo
Desa            : Biluhu Tengah
Kecamatan : Biluhu
Kabupaten   : Gorontalo
Provinsi       : Gorontalo

3.2. Identitas Narasumber

Kami melakukan wawancara / observasi terhadap 3 warga desa, yaitu :
1.      Nama     : Ilham Akase
Jabatan   : Sekertaris desa

2.      Nama     : Yusuf Nalia
Jabatan   : Masyarakat

3.      Nama     : Mastur Popa
Jabatan   : Masyarakat

3.3. Hasil Observasi
           
Observasi yang kami lakukan yaitu di Dusun Otalango, Lalape, dan Botulanggelo, Desa Biluhu Tengah, Kecamatan Biluhu, Kabupaten Gorontalo. Waktu tempuh dari kampus UNG ke tempat tersebut kurang lebih 2 jam, hal ini disebabkan daerah tersebut cukup jauh dan medannya sulit untuk di tempuh. Daerah tersebut dapat dikatakan terpencil. Hal ini dibuktikan dengan masih sulitnya akses jaringan dan  hanya pada bagian pesisir pantai saja yang merupakan jalur jalan utama yang memiliki tiang listrik. Jadi hanya masih beberapa rumah yang memanfaatkan listrik PLN terlebih rumah yang berada di lorong (bukan di jalan utama).
Dengan lokasi serta keadaan desa tersebut, maka beberapa rumah penduduk memanfaatkan cahaya matahari (sel surya) untuk menghasilkan listrik menggunakan alat yaitu panel surya. Panel surya diperoleh dari program langsung dari pemerintah pusat.
Kini kurang kebih sudah 2 tahun penduduk telah menggunakan panel surya. Panel surya yang sangat membantu masyarakat ini ternyata masih memilki beberapa kekurangan misalnya bola lampu yang di dapat gunakan maksimal 2 karena arus yang dihasilkan maksimalnya hanya 20 watt. Dan apabila musim panas lampu itu bisa menyala sampai pagi, namun jika musim hujan  lampu tersebut akan redup dan hanya bisa digunakan sampai jam 10 malam.
            Panel surya harus mendapat perawatan rutin terhadap alat – alat yang digunakan yaitu piringan, aki (baterai), charge controller dan lampu. Aki tidak akan maksimal pemakaiaannya jika tidak terisi atau sudah tidak berfungsi dengan baik. Piringan yang digunakan untuk menangkap sinar matahari pun harus selalu dibersihkan, agar piringan itu dapat menerima sinar matahari dengan baik. Inti dari pemakaian sel surya tersebut adalah perawatan, apabila setiap alat yang digunakan selalu terawat maka alat - alat tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Siklus sel surya pada panel surya adalah pertama piringan menangkap sinar matahari, kemudian ditransfer ke aki setelah itu di transfer ke kotak hitam dan setelah itu disalurkan ke bola lampu.
Namun, sekarang lebih dari setengah penduduk disana sudah menggunakan listrik dari PLN, mereka menggunakan kayu sebagai tiang penyambung kabel. Hal ini dikarenakan keadaan ekonomi masyarakat disana sudah mulai meningkat dan mereka mulai menyadari pentingnya listrik dalam kehidupan sehari-hari.


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
Metode Wawancara
Dimana Wawancara adalah cara menghimpun bahan keterangan yang  dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Anas Sudijono (1996: 82) ada beberapa kelebihan pengumpulan data melalui wawancara, diantaranya pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam, yang diinterview bisa mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa diulang dan diarahkan yang lebih bermakna. Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak terstruktur kepada subjek penelitian dengan pedoman yang telah di buat.
Proses wawancara
            Dalam Wawancara atau interview  yang kami lakukan secara tatap muka  kepada para informan, seperti tokoh masyarakat, dan Sekertaris Desa, yang bedara di Desa Biluhu Tengah dengan tujuan agar kami bisa mendapatkan informasi yang tepat dan akurat, dalam proses wawancara ini kami mengajukan beberapa pertanyaan diantaranya apa tujuan dari pemasangan Panel surya yang terdapat di Desa  Biluhu Tengah tersebut dan kapan awal pemasangan panel surya yang ada di Desa Biluhu Tengah dan juga masih banyak pertanyaan lainnya yang kami lontarkan kepada para tokoh masyarakat ataupun Sekertaris Desa. Dalam wawancara kali ini kami mengambil sampel dari beberapa warga saja yang sudah termasuk tokoh-tokoh masyarakat yang berada di Desa Biluhu Tengah tersebut, 3 warga yang berada di Desa tersebut telah kami wawancarai satu persatu dan tiga warga tersebut bernama Ilham Akase yang kebetulan merupakan salah satu tokoh masyarakat yang berada di Desa Biluhu Tengah tersebut dan menjabat sebagai Sekertaris Desa, 2 warga lainnya yaitu bapak Yusuf Nalia dan bapak Mastur Popa yang merupakan warga di Desa ersebut yang menggunakan  Panel Surya selama lebih kurang 2 tahun sejak pertama kali diberkannya alat panel surya tersebut kepada seluruh masyarakat secara serentak.


Pengertian Metode Wawancara
Dalam suatu penelitian, di samping menggunakan metode yang tepat, maka memilih teknik pengumpulan data juga harus tepat sesuai dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dimana wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi secara langsung dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis berdasarkan pada tujuan penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-saluran komunikasi secara wajar dan lancar. Menurut Winarno Surakhmad, wawancara (interview) merupakan metode yang memerlukan komunikasi atau perhubungan yang lancar antara penyelidik dengan subyek penelitian. Dari pengertian tersebut, maka wawancara adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan secara langsung ke berbagai sumber dengan menggunakan pedoman wawancara untuk menggali informasi yang dibutuhkan.
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterqangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara adalah sustu pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari, antara lain:
- pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal sebelumnya;
- responden selalu menjawab pertanyaan;
- pewawancara selalu bertanya;
- pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral;
- pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide
Interaksi serta komunikasi dalam wawancara akan menjadi mudah jika waktu, tempat, serta sikap masyarakat menunjang situasi. Waktu wawancara harus dicari sedemikian rupa, sehingga bagi responden merupakan waktu tersebut adalah waktu yang tidak digunakan untuk pekerjaan lain, dan dijaga supaya responden tidak menggunakan waktu yang terlalu lama untuk wawancara. Tempat untuk wawancara haruslah suatu tempat yangdapat diterima oleh responden dan dapat diterima oleh masyarakat sekelilingnya.

1.3.1.      Keberadaan Panel Surya di Desa Biluluhu Tengah

Listrik dewasa ini menjadi elemen yang sangat dibutuhkan masyarakat. Bagaimana tidak kemajuan teknologi menuntut hampir sebagian besar pemenuhan kebutuhan manusia menggunakan listik, contoh paling sederhananya saja kebutuhan akan penerangan (lampu listrik). Namun kebutuhan ini memakan biaya operasional yang tidak sedikit. Kenyatan tersebut juga di alami dusun Otalanga, desa Biluhu tengah, kecamatan Biluhu yang tidak lain merupakan objek penelitian kami. Salah satu alternatif yang kemudian bisa diambil yakni ketersediaan energi alternatif yang tidak membutuhkan banyak biaya seperti Panel Surya.
Keberadaan Panel Surya sedikitnya bisa mengurangi biaya operasional disamping sebagai upaya menjadi energi alternatif yang memasyarakatkan Go Green yang diupayakan pemerintah. Berangkat dari kesadaran tersebut, dengan inisiatif dan usulan dari berbagai pihak di desa Biluhu Tengah, mereka akhirnya sepakat untuk mengajukan permohonan bantuan pengadaan Panel Surya kepada pemerintah. Sejak usulan tersebut diajukan masyarakat berharap segera ada  respon balik dari pemerintah untuk menindak lanjuti permohonan masyarakat, sayangnya lama berselang tidak ada langkah kongkrit dari pemerintah ssampai masyarakatpun merasa bahwa usulan mereka tidak mendapat persetujuan. Hingga di tahun 2009 masyarakat desa Biluhu Tengah dikejutkan dengan penyaluran bantuan Panel Surya sebanyak 400 unit untuk 400 KK dari pemerintah pusat. Sejak saat itu Panel Surya digunakan oleh  masyarakat Desa setempat.
Ketika penyaluran bantuan dilakukan, warga masyarakat memperoleh penyuluhan bagaimana penggunaan dan perawatan mesin agar pemakaian dapat dioptimalkan. Dilakukan pula pengontrolan oleh petugas beberapa bulan sekali sejak penyaluran tersebut. Kurang lebih 4 tahun warga desa biluhu Tengah menggunakan Panel Surya, awalnya warga di pungut biaya sebesar Rp. 10.000,-/bulan oleh pengurus desa untuk perbaikan kerusakan penel Surya itu, namun sekarang pemungutan tersebut tidak lagi dilakukan sehingga kerusakan yang terjadi pada Panel Surya  ditanggung sendiri oleh warga. Adapun untuk penggunaan maksimalnya, bola lampu yang sebaiknya dipasang hanya 1 atau 2 buah saja, karena tegangan maksimal yang dapat dihasilkan Panel Surya hanya 20 watt, selain itu penggunaan bola lampu berlebih akan menyebabkan cepat menipisnya ketersediaan bahan bakar (AKI).
Ketika musim panas, energi yang tersimpan bisa mensuplay listrik hingga pagi hari namun sebaliknya jika musim penghujan, listrik hanya bisa disuplay sampai jam 10 malam saja. Hal yang perlu diperhatikan pula, Panel surya tersebut tidak akan maksimal pemakaiannya jika AKI yang digunakan tidak terisi serta piringan yang digunakan untuk menangkap sinar matahari pun harus selalu dibersihkan, agar piringan itu dapat menerima sinar matahari dengan baik. Inti dari pemakaian sel surya tersebut adalah perawatan, apabila setiap alat yang digunakan selalu terawat maka alat-alat tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Sekarang lebih dari setengah penduduk desa Biluhu Tengah telah menggunakan listrik dari PLN, hal tersebut dikarenakan strata ekonomi warga yang mulai meningkat. Panel hanya sesekali digunakan atau hanya digunakan seperlunya, yakni ketika terjadi pemadaman listrik.

3.3.2 Proses dan Instalasi Listrik Tenaga Surya

Untuk instalasi listrik tenaga surya sebagai pembangkit listrik, diperlukan komponen beberapa komponen. Sebelum kita membahas susunan komponen yang digunakan di Desa Biluhu Tengah kita akan membahas apa saja komponen yang diperlukan untuk instalasi listrik sel surya. Pada umumnya komponen listrik sel surya yang digunakan sebagai berikut :
Panel surya/solar cell : panel surya/solar cell menghasilkan energi listrik tanpa biaya, dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cell) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt.
Panel surya merupakan sel-sel fotovoltaik yang saling berhubungan dalam suatu panel. Panel surya merupakan bagian dari sistem fotovoltaik yang digunakan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan cahaya matahari. Listrik yang dihasilkan dengan menggunakan panel surya sangat ramah lingkungan karena tidak ada bahan bakar fosil yang dibakar dalam proses ini, yang memancarkan karbon dioksida dan polutan lainnya. Penggunaan energi surya di rumah juga dapat mengurangi tagihan listrik secara substansial.
Panel surya dapat diinstal di atas atap, di atas bangunan, di tanah, dan berdiri sendiri menggunakan tiang. Tapi, di daerah pemukiman yang keterbatasan ruang menjadi kendala besar, atap rumah umumnya lebih disukai. Banyak hal yang harus dilakukan ketika menginstal panel surya agar menjadikannya efektif untuk menghasilkan listrik sepanjang tahun.

2.      Charge controller
Charge controller, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya/solar cell pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.
Solar charge controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Solar charge controller berfungsi untuk:
  • Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai penuh).
  • Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban diputus kalau baterai sudah mulai 'kosong').
Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage charging:
  • Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk - antara 14.4 - 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel surya / solar cell. Pada saat baterai sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase absorption.
  • Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam) tercapai, arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai.
  • Fase flloat: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4 - 13.7 Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimun dari panel surya / solar cell pada stage ini.
·         Sensor Temperatur Baterai
Untuk solar charge controller yang dilengkapi dengan sensor temperatur baterai. Tegangan charging disesuaikan dengan temperatur dari baterai. Dengan sensor ini didapatkan optimun dari charging dan juga optimun dari usia baterai.
Apabila solar charge controller tidak memiliki sensor temperatur baterai, maka tegangan charging perlu diatur, disesuaikan dengan temperatur lingkungan dan jenis baterai.
·         Mode Operation Solar Charge Controller
Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge ataun over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk mencegah kerusakan dari baterai.

3.      Inverter
Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC - direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat seperti baterepanel surya / solar cell menjadi AC.
Dalam perkembangannya terdapat jenis modified sine wave inverter yang merupakan kombinasi antara square wave dan sine wave.  Bentuk gelombangnya bila dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan ada garis putus-putus di antara sumbu y=0 dan grafik sinusnya.  Perangkat yang menggunakan kumparan masih bisa beroperasi dengan modified sine wave inverter, hanya saja kurang maksimal. Sedangkan pada square wave inverter beban-beban listrik yang menggunakan kumparan / motor tidak dapat bekerja sama sekali. Selain itu dikenal juga istilah Grid Tie Inverter yang merupakan special inverter yang biasanya digunakan dalam sistem energi listrik terbarukan, yang mengubah arus listrik DC menjadi AC yang kemudian diumpankan ke jaringan listrik yang sudah ada. 
Grid Tie Inverter juga dikenal sebagai synchronous inverter dan perangkat ini tidak dapat berdiri sendiri, apalagi bila jaringan tenaga listriknya tidak tersedia.  Dengan adanya grid tie inverter kelebihan KWh yang diperoleh dari sistem PLTS ini bisa disalurkan kembali ke jaringan listrik PLN untuk dinikmati bersama dan sebagai penggantinya besarnya KWh yang disuplai harus dibayar PLN ke penyedia PLTS, tentunya dengan tarif yang telah disepakati sebelumnya.  Sayangnya sampai sekarang ketentuan tarif semacam ini masih terus digodok seiring dengan aturan mengenai listrik swasta.
Rugi-rugi / loss yang terjadi pada inverter biasanya berupa dissipasi daya dalam bentuk panas.  Effisiensi tertinggi dipegang oleh grid tie inverter yang diclaim bisa mencapai 95-97% bila beban outputnya hampir mendekati rated bebannya.  Sedangkan pada umumnya effisiensi inverter adalah berkisar 50-90% tergantung dari beban outputnya.  Bila beban outputnya semakin mendekati beban kerja inverter yang tertera maka effisiensinya semakin besar, demikian pula sebaliknya.  Modified sine wave inverter ataupun square wave inverter bila dipaksakan untuk beban-beban induktif maka effisiensinya akan jauh berkurang dibandingkan dengan true sine wave inverter.  Perangkatnya akan menyedot daya 20% lebih besar dari yang seharusnya.
4.      Battery
Battery adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari. Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya ini terdiri dari panel surya/solar cell, charge controller, inverter, baterai. Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). 
Ada beberapa jenis baterai/aki di pasaran yaitu jenis aki basah/konvensional, hybrid dan MF (Maintenance Free). Aki basah/konvensional berarti masih menggunakan asam sulfat (H2SO4) dalam bentuk cair.  Sedangkan aki MF sering disebut juga aki kering karena asam sulfatnya sudah dalam bentuk gel/selai.  Dalam hal mempertimbangkan posisi peletakkannya maka aki kering tidak mempunyai kendala, lain halnya dengan aki basah. Aki konvensional juga kandungan timbalnya (Pb) masih tinggi sekitar 2,5% untuk masing-masing sel positif dan negatif.  Sedangkan jenis hybrid kandungan timbalnya sudah dikurangi menjadi masing-masing 1,7%, hanya saja sel negatifnya sudah ditambahkan unsur Calsium.  Sedangkan aki MF/AKI kering sel positifnya masih menggunakan timbal 1,7% tetapi sel negatifnya sudah tidak menggunakan timbal melainkan Calsium sebesar 1,7%. Pada Calsium battery Asam Sulfatnya (H2SO4) masih berbentuk cairan, hanya saja hampir tidak memerlukan perawatan karena tingkat penguapannya kecil sekali dan dikondensasi kembali.  Teknologi sekarang bahkan sudah memakai bahan silver untuk campuran sel negatifnya.
Berikut diagram pembangkit listrik tenaga surya :
Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya/solar cell di paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar diatas menghubungkan kaki positif panel surya/solar cells satu dengan panel surya/solar cell lainnya. Kaki/kutub negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel surya/solar cell dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya/solar cell dihubungkan ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya / solar cell yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat AC (alternating current) seperti Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai disupply oleh inverter.
Instalasi pemanfaatan sel surya di Desa Biluhu tengah dari panel surya Sel silikon (disebut juga solar cell) yang disinari matahari/surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Siklus dari sebuah Piringan yang menangkap/menyerap panas matahari ke Charge controller. Charge controller ini memiliki dua peran yaitu sebagai Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai penuh) dan Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban diputus kalau baterai sudah mulai 'kosong'). Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup.
Charge controller yang digunakan oleh masyarakat Desa Biluhu Tengah menggunakan metode pengaturan/set up 8 volt dan 9 volt. Charging controlle mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai.  Bila baterai sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya/solar cell berhenti  dan lampu hijau akan menyala. Solar charge controller akan mengisi baterai sampai level tegangan tertentu yang telah diset up terlebih dahulu. Kemudian apabila level tegangan drop maka lampu merah akan menyala dan baterai akan diisi kembali. Setelah proses pengisian beterai selesai maka daya yang ada akan digunakan atau disuplay oleh perangkat elektronik sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan oleh keseluruhan perangkat rumah.
Setiap komponen ini harus dilakukan perawatan berupa pembersihan pada panel surya dan pengisian air AKI. Agar energi yang didapatkan dapat maksimal sesuai yang diset up.

3.4  Pertanyaan Dan Jawaban

Narasumber  I
Nama   : Yusuf naliya
Jabatan : Warga

Pertanyaan
Jawaban
1.      Bapak sudah berapa lama memakai panel surya ini ?
2.      Kalau matahari panas kira-kira berapa lama lampu bisa dinyalakan ? dan Lampu yang bisa dipakai kira-kira berapa watt?
3.      Berapa kepala keluarga yang memakai panel surya di dusun otalanga ini?
1.      Sekitar 2 tahun

2.      Kalau matahari panas lampu bisa dinyalakan sekitar 12 jam, kemudian lampu yang  dipakai 20 watt tidak boleh lebih, kalau lebih daya akan cepat habis.
3.      Sekitar 45 kepala keluarga

Narasumber II
Nama   : Ilham akase
Jabatan : Sekertaris Desa
Pertanyaan
Jawaban
1.      Dalam satu desa ini ada berapa banyak yang mendapat bantuan  panel surya ini? 



2.      Bagaimana cara pemeliharaanya? Apakah ada yang dari pemerintah  yang datang mengecek  setiap bulannya?
3.      Bagaimana pemasangan panel surya tersebut?

1.      400 kepala keluarga,akan tetapi yang memakai sampai sekarang kurang dari setengah.  Karena masyrakat sudah menggunakan listrik. Panel surya ini dipakai pada saat listrik mati.
2.      Diawalnya   ada pemerintah yang datang mengecek  1 bulan sekali. Lama kelamaan sudah tidak datang lagi.

3.      Pemasangan dilakukan oleh tekhnisi dari pemerintah langsung. Pada waktu sosialisasi  dibagi buku pedoman  Pemakaian .





Narasumber III
Nama   : Mastur Popa
Jabatan : Warga / tekhnisi
Pertanyaan
Jawaban
1.      Bagaimana proses kerja dari panel surya tersebut  dari sinar matahari  sampai menghasilkan lampu yang menyala?


2.      Apakah fungsi dari kotak hitam tersebut ? dan bagaimana prosedur kerja dari kotak hitam?










3.      Berapa daya yang terdapat pada panel surya tersebut?



1.      Menurut saya, cahaya  matahari yang diterima  piringan/panel   menuju charge controller  kemudian ke aki. Akan tetapi, sebelumnya aki sudah diisi.  
2.      Menyimpan dan mengeluarkan  energy. Pada kotak hitam tersebut terdapat tiga lampu,merah dan hijau apabila lampu hijau masih menyala, pertanda  daya dari aki itu masih mampu utk mngeluarkan sinar, dan menyimpan energy  apabila lampu merah yang menyala artinya  tidak ada lagi sinar yang dikeluarkan / tidak ada daya lagi.
3.      Saya, kurang begitu tahu untuk mengukur daya, biasanya dalam satu kepala keluarga itu terdapat tiga lampu , akan tetapi tidak dinyalakan semua. Apabila dinyalakan semuanya isi dari aki itu akan cepat habis.

BAB IV
PENUTUP

4.1.  Kesimpulan
Dari dasar teori dan hasil observasi yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan :
1.      Sel surya atau sel photovoltaic adalah suatu alat semikonduktor yang mengkonversi foton (cahaya) kedalam listrik.
2.      Pemanfaatan sederhana sel surya menjadi listrik yaitu menggunakan alat yang bernama Panel Surya. Panel surya terdiri dari rangkaian beberapa alat yaitu Piringan, Charge Controller, Aki (baterai) dan Lampu.
3.      Pemanfaatan sel surya(energy matahari) yang di pakai sebagian masyarakat di pedesaan sebagai sumber listrik kurang begitu baik dari aspek tenaga/kemampuan/daya,sebab energy yang di serap dari sinar matahari tidak dapat menghasilkan  energy yang kapasitasnya lebih baik dari sumber listrik pada umumnya(PLN).
4.      Pemanfaatan sel surya (energy matahari) yang di pakai sebagian masyarakat di pedesaan sebagai sumber listrik  lebih baik dari segi komersil, sebab tidak perlu membayar tagihan listrik seperti pada umumnya.

4.2.  Saran
Adapun saran yang yang dapat kami berikan :
1.      Kepada masyarakat, kiranya dapat memelihara alat-alat yang telah diberikan. Hal ini untuk mengantisipasi adanya kerusakan alat. Apabila alat tidak di rawat maka alat-alat tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.
2.      Kepada pemerintah, sekiranya agar dapat lebih memerhatikan masyarakatnya terutama penduduk yang terdapat di daerah terpencil atau pesisir karena mereka jarang tersentuh tangan pemerintah.
3.      Bagi pembaca, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah kami berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA
IndoEnergi,2013.Sel Surya.Tersedia:http// IndoEnergi.blogspot/ cara-kerja-sel
surya-fotovoltaik.html. Diakses tanggal,29-06-2013

Tutorial,Arsitek,2013.Cara Kerja Panel Surya.Tersedia:http//Tutorialarsitek.
blogspot /elemen-dan-cara-kerja-panel-surya.html.Diakses tanggal, 29-06-2013

Rony,strawhat,2012.Manfaat sel surya.Tersedia: http://ronystrawhat.blogspot.
/manfaat-sel-surya.html.Diakses tanggal,29-06-2013

Teknologi,surya,2012.Struktur dan cara kerja sel surya.Tersedia:http://teknologi
surya.blogspot/2012/Sel surya   Struktur & Cara kerja _ teknologi
surya.htm.Diakses tanggal,29-06-2013

uNie,,2008,Prinsip Kerja Sel Surya.Tersedia: http;// uNie,, uNie,, uNie,,.blogspot/
            2008/ /prinsip-kerja-sel-surya.html.Diakses tanggal,30-06-2013

Rianto,2011,Elektronika.Tersedia: http:// Rianto Kurniawan.blogspot/
/pemanfaatan-panel-surya-sebagai-tenaga.html.Diakses tanggal.30-
06-2013



LAMPIRAN FOTO OBSERVASI











Foto bersama Pak Yusuf Nalia dengan background rumah yang menggunakan Panel Surya
Rumah – Rumah yang menggunakan Panel Surya
Foto bersama Pak Ilham Akase (sekertaris desa) beserta Ibu dan Pak Mastur Popa

 




























Gambar Charge Controller yang berfungsi sebagai Indikator
Foto wawancara kepada para Narasumber
Gambar Piringan Panel Surya dan Aki (Baterai)
 

















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

selesai baca, di koment yaa
no plagiat
thanks