BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengetahuan
(knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan
pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan. Pada intinya, pengetahuan
bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan dapat dibedakan menjadi
pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah
adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak
perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan pengetahuan pra-ilmiah
adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka terhadap
pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pe
ngetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research)
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pe
ngetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.
Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research)
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Menurut
Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.”
1.2
Rumusan Masalah
Maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa itu
Metode Ilmiah?
2.
Bagaimanakah sikap
ilmiah itu?
3.
Apakah kegunaan
metode ilmiah?
4.
Kriteria-kriteria apa
saja yang tercantum dalam metode ilmiah?
5.
Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam
membuat metode ilmiah?
1.3 Tujuan
Penulisan
Penulisan
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :
1.
Menjelaskan apa itu
Metode Ilmiah
2.
Menjelaskan sikap
ilmiah itu
3.
Menjelaskan
kegunaan metode ilmiah
4.
Kriteria-kriteria yang tercantum dalam metode ilmiah
5.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan metode ilmi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI METODE ILMIAH
Metode ilmiah bergantung pada
karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi,
ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh
subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses
penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali
memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat
dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau
dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti
bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan
ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan
suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam
itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel,
digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan
perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya
ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran
tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan
pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur
Metode
merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk
mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol.
Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami
berdasarkan bukti fisis. Jadi,
bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau
cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Cara untuk memperoleh
pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh
pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan
seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban
dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Hubungan antara
penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan
satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara objektif dengan di bantengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Banyak faktor yang mempengaruhi kegiatan untuk melaksankan suatu penilitian, terutama yang objeknyamanusia atau yang di pengaruhi manusia. Ilmu yang objeknya di pengaruhi manusia atau beberapa di antaranya yang objeknya manusia itu di sebut dengan penelitian sosial. Di antaranya adalah penelitian dibidang ilmu ekonomi, ilmu hukum, sosiologi, psikologi, ilmu pendidikan, ilmu politik dan lain-lain.
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu secara objektif dengan di bantengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Banyak faktor yang mempengaruhi kegiatan untuk melaksankan suatu penilitian, terutama yang objeknyamanusia atau yang di pengaruhi manusia. Ilmu yang objeknya di pengaruhi manusia atau beberapa di antaranya yang objeknya manusia itu di sebut dengan penelitian sosial. Di antaranya adalah penelitian dibidang ilmu ekonomi, ilmu hukum, sosiologi, psikologi, ilmu pendidikan, ilmu politik dan lain-lain.
Dengan
adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran
seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu,
seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah
terjawab.
B. SIKAP ILMIAH
1.
Rasa Ingin Tahu
Rasa
ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan
penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2.
Jujur
Dalam
melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu
menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-
ada
serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3.
Tekun
Tekun
berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu
masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu
masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat.
Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4.
Teliti
Teliti
artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam
melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan
data yang baik.
5.
Objektif
Objektif
artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh
dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta
yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau
menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya
bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat.
Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
C. KEGUNAAN METODE ILMIAH
C. KEGUNAAN METODE ILMIAH
Dengan
adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang
berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia.
Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain :
1.
Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang
memuaskan.
2.
Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnyamasih
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnyamasih
teka
teki.
D.
KRITERIA METODE ILMIAH
Supaya
suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode
tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan Fakta
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan
yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang
dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau
pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau
kegiatan sejenis.
2
Bebas dari Prasangka
Metode
ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan
subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang
lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu
penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan hipotesis,
maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun
katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.
3.
Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam
memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan
prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya
dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan
sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian
harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4.
Menggunakan Hipotesa
Dalam
metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan
analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan
pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh
akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam
menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Seorang
peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan
fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan
dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak
berdasarkan perasaan.
6
Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam
memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk
artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton,
mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi
ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
E. LANGKAH – LANGKAH METODE ILMIAH
langkah-langkah
yang ditempuh dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Perumusan
masalah
Perumusan
masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah
kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya.
Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan
sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada
di pantai dan mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin
timbul pertanyaan, mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya
ombak?
Untuk dapat
merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan identifikasi
masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu dibatasi.
Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian
kita.
Hal-hal yang
harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut :
a. Masalah
hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Rumusan
masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara
pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan
hipotesis
Ketika kita
mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu
jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan
bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk
mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut
sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan
sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum
dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita
buat mungkin saja salah. Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan
untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat
3.
Perancangan penelitian
Sebelum
dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal
yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode
penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan
dalam rancangan penelitian.
Penelitian
yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian
eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan
gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat
objek yang diselidiki. Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian
untuk mengetahui
populasi
hewan komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008. Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian
yang menggunakan kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya
penelitian tentang perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena
matahari dengan pertumbuhan tanaman di tempat yang gelap.
Selain
rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus
diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua
adalah populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil
penelitian. Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan
diamati ketika melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian
dari populasi. Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel
bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah dan
dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)
b. Variabel
terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas)
c. Variabel
control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami
perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4.
Pelaksanaan penelitian
langkah
langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat,
bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan
baik.
b.
Pelaksanaan
1.
Pengumpulan/pengambilan data
a) Data
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan
menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman
(hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba
(kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka
data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit,
dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan
diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah
mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
2.
Pengolahan data,
setelah
data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan selanjutnya
adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita peroleh dapat
ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan
diagram.
3. Menarik
kesimpulan,
setelah
pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui
apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin
juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari penelitian
yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian
dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil
harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.
5. Pelaporan
penelitian Sistematika
penyusunan laporan penelitian
a.
Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil
penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis
b. Telaah
kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi
tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.
c. Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
c. Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode penelitian berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan data, populasi dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil dan
pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk
grafik, tabel , atau diagram.
e.
Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan
jawaban terhadp hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti
kepada pihak lain, yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan
penelitian-penelitian selanjutnya.
Metode
ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam
proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan
yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat
melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi yang dimaksud
seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu.
Hasil
pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam
bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika
seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga
disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut.
Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran
berulang atas kuantitas yang diukur.
Ketidakberhasilan
eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan
mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya,
atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai
penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun.
Mereka
dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis
mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan
prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak
dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada
eksperimen yang dilakukan oleh orang lain. Jika hasil eksperimen tidak sesuai
dengan hipotesis :
•
Jangan ubah hipotesis
•
Jangan abaikan hasil eksperimen
•
Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
•
Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab
ketidaksesuaian
•
Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
BAB II
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa Metode merupakan prosedur atau cara
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara
teratur, sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah
sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara
alami berdasarkan bukti fisis. Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam
melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Dan menurut Almadk (1939),” metode ilmiah
adalah cara menerapkan prinsip prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan
dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah
adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh
sesuatuin
terelasi.”
2.
Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau
cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
3.
Kritria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
1.
Berdasarkan fakta
2.
Bebas dari prasangka
3.
Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4.
Menggunakan hipotesa
5.
Menggunakan ukuran objektif
6.
Menggunakan teknik kuantifikasi
3.
Langkah-langkah dalam membuat metode ilmiah
1.
Hipotesis
2.
Melakukan eksperimen
3.
Menyimpulkan eksperimen
3.2 Saran
Didalam
sebuah karya pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, tapi penulis tahu bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus dikoreksi jadi, kritik
dan perbaikan dari pihak lain sangat saya harapkan untuk memperbaiki makalah
ini.
Untuk lebih memahami
semua tentang metode ilmiah, disarankan para pembaca mencari referensi lain
yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,khususnya bagi
pembaca. penulis sadar makalah ini masih banyak terdapat kekurangan sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
•
http://alphaomega86.tripod.com/metode-ilmiah.html
• http://id.wikipedia.org/wiki/Metode-ilmiah.html
• http://fachryaje.blogspot.com/2010/04/penggunaan-metode-ilmiah-
• http://id.wikipedia.org/wiki/Metode-ilmiah.html
• http://fachryaje.blogspot.com/2010/04/penggunaan-metode-ilmiah-
dalam.html
Soal-soal
ujian
A.Objektif
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara di silangkan (x) pada huruf a, b, c, atau d yang di anggap paling
benar!!
1. langkah
pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah?
a. Observasi
awal
b. Mengidentifikasi
masalah
c. Menyimpulkan
hasil eksperiment
d. Ketiga-tiga
jawaban diatas benar
2. “prosedur
atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan
masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol” merupakan penjelasan dari?
a. ilmiah
b. metode
c. pengetahuan
d. ketidaktahuan
3. “sesuatu
keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis”
merupakan penjelasan dari?
a. metode
b. pengetahuan
c. ilmiah
d. keilmuan
4. yang
bukan sikap seorang imiah adalah?
a.
Rasa ingin tahu
b.
jujur
c.
tekun
d.
mudah putus asa
5. ada
berapakah sikap seorang ilmiawan?
a. 2
b. 4
c. 6
d. 8
6. Dalam
sebuah karya ilmiah, ada berbagai macam kriteria. Berapa macamkah kriteria
dalam suatu metode ilmiah?
a. 6
b. 5
c. 4
d. 3
7. Di
sebuah metode ilmiah ada berbagai macam kriterya, yang bukan kriterya pada
sebuah metode ilmiah yaitu?
a. Bebas
dalam menganalisa b. Bebas dari Prasangka
C. Berdasarkan Fakta d. Menggunakan
Prinsip Analisa
8. “pertanyaan
ilmiah yang harus diselesaikan. dan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu
pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak”
merupakan penjelasan dari?
a. pernyataan
b. permasalahan
c. pertanyaan
d. keingin
tahuan
9. bacalah
baik-baik penjelasan berikut ini “suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam proyek ilmiah” merupakan penjelasan
dari ?
a. pengetahuan
b. ilmu
c. hipotesis
d. observasi
10. Ada tiga
jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen, kecuali?
a. Variabel
bebas
b. Variabel
terikat
c. Variabel
kontrol
d. Variabel
taktentu
11. “ringkasan
hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil
eksperimen dengan hipotesis” merupakan penjelasan dari?
a. saran
b. tujuan
c. kesimpulan
d. rumusan
masalah
12. apakah
yang harus dialkukan jika eksperiment tidak sesuai dengan hipotesis?
a. Jangan
melakukan lagi eksperimen
b. Jangan
diabaikan eksperiment
c. Jangan
bertunda-tunda dalam mengambil keputusan
d. Berdiam
saja
13. Ada
berapa keputusankah yang harus dilakukan jika eksperiment tidak sesuai dengan
hipotesis!
a. 5
b. 4
c. 1
d. 2
14. Variabel
apakah yang perubahannya bergantung pada variabel bebas?
a. Varabel
taktentu
b. Variabel
terikat
c. Variabel
bebas
d. Variabel
kontrol
15. “kesulitan
yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya” merupakan
penjelasan dari?
a. pertanyaan
b. saran
c. masalah
d. kesalahan
16. Rumusan
masalah hendaknya. . .
a. Luas,jelas
dan mudah dipahami
b. singkat,
padat, jelas dan mudah dipahami
c. jelas
dan mudah dipahami serta panjang
d. jelas,
luas serta panjang penjelasannya
17. “data yang
diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti indra
penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra
pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit)” merupakan data yang...
a. kualitatif
b. kuantitatif
c. efektif
d. panca
indera
18. Sistematika
penyusunan laporan penelitian teridir atas beberapa
tahap kecuali?
a. Pendahuluan,
b. hipotesis
c. Telaah
kepustakaan/kajian teori
d. Metode
penelitian
19. Yang
bukan unsur-unsur pemikiran ilmiah yaitu? . . .
a. Observasi
dengan tujuan tertentu
b. Analisa
sintesa
c. Pemberian
keputusan
d. Verifikasi
terhadap inferensi
20. “. . . . yakni bagaimana mengumpulkan dan
menganalisis data/informasi berkenaan dengan topik penelitian” merupakan
penjelasan dari?
a. Metode
ilmiah
b. Metode
pemikiran
c. Metode
d. Metodologi
B. ESSAY
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar dan tepat !!!
1. Apakah
yang dimaksud dengan metode ilmiah?
2. “Hipotesis
dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek
ilmiah dilakukan”. Mengapa bisa begitu?
3. Sebutkan
tahap-tahapan dalam suatu metode ilmiah!!
4. Sebutkan
dan jelaskan ketujuh unsur-unsur pemikiran ilmiah?
5. Dalam
sebuah metode ilmiah ada yang namanya sifat kuantitait dan kualitatif, coba
anda jelaskan perbedaan dari pada kedua sifat tersebut?
6. Coba
anda sebutkan dan jelaskan macam-macam dari variabel dalam suatu metode ilmiah?
7.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai
dengan hipotesis. Apakah yang harus dilakukan?
8.
Sebutkan dan jelaskan berbagai macam
kriterya pada suatu metode ilmiah?
9.
Apakah kegunaan dari metode ilmiah?
Mengapa Rumusan masalah hendaknya singkat, padat,
jelas dan mudah dipahami?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
selesai baca, di koment yaa
no plagiat
thanks